BAHAYA
KEBIASAAN RUTIN MENGKONSUMSI JUNK FOOD
Kelezatan burger,
keripik kentang atau sosis memang mengundang selera siapa saja. Jenis makanan
tadi biasa juga disebut dengan jenis makanan JUNK FOOD, dimana sangat akrab dengan gaya hidup modern. Bahkan
tidak sedikit orang yang menjadikan junk food sebagai makanan wajib sehari-hari.
Bagi kebanyakan orang,
menyantap hidangan junk food memang membawa kenikmatan tersendiri, bahkan tak
jarang sampai menimbulkan efek ketagihan. Akibatnya junk food pun menjadi
bagian dari keseharian sehingga menyebabkan penumpukan lemak dan kalori yang pada akhirnya memicu masalah obesitas.
Pada umumnya yang
ternasuk golongan junk food adalah makanan yang didalamnya mengandung garam,
gula, lemak, dan kalorinya tinggi, tapi kandungan gizinya sedikit. Jenis yang
paling mudah dalam makanan jenis ini adalah
keripik kentang yang mengandung garam, permen, semua dessert manis,
makanan fast food yang digoreng, serta minuman bersoda atau berkarbonasi.
Makanan junk food
biasanya mengandung vitamin, protein atau mineralnya sangat sedikit. Junk food
justru mengandung banyak sodium, lemak jenuh (saturated fat), dan kolesterol. Bila jumlah ini
terlalu banyak dalam tubuh, maka akan banyak menimbulkan penyakit.
Menurut spesialis gizi
dari RS Pondok Indah Jakarta, Dr. David Fajar
P. MS, Sp.GK, secara spesifik junk food dapat dibagi kedalam beberapa
kategori :
Yang
pertama, adalah makanan dengan sedikit kandungan gizi atau
makanan yang sebetulnya kandungan nutrisinya cukup, tapi mengandung zat-zat
yang tidak sehat kalau dikonsumsi terus menerus.
Sebagai contoh, sebuah
apel dan makanan junk food yang sama-sama mengandung kalori sebesar 50 kalori
misalnya,. Meskipun sama-sama mengandung 50 kalori, sebutir apel juga
mengandung serat, vitamin, mineraldan sebagainya. Sementara junk food yang
sama-sama mengandung 50 kalori tidak mempunyai kandungan gizi lain (empty
calorie).
Yang
kedua, junk food adalah makanan yang sebetulnya mempunyai
kandungan nutrisi, tetapi kalau dikonsunsi terus menerus dan dalam jangka waktu
yang lama menjadi tidak sehat. Contohnya Burger, French fries, dan sebagainya.
Didalam makanan-makanan
tersebut terkandung karbohidrat, protein, lemak, dan sebagainya, tetapi kalau
setiap hari dikonsumsi, membuat tubuh tidak sehat. Misalnya karena banyak
mengandung lemak tidak baik atau lemak jenuh (saturated fat), mengandung
terlalu banyak garam, atau selalu disertai banyak gula, atau minuman kemasan
berupa soft drink, teh botol dan sebagainya. Juga yang termasuk makanan junk
food adalah makanan olah siap saji seperti sosis, chicken nugget dan
sebagainya.
Serba “Deep Fried”
Selain
kandungan yang dimiliki oleh junk food juga karena cara pengolahannya. Cara
pengolahan juga berpengaruh, biasanya junk food diolah dengan cara digoreng,
terutama cara menggoreng “deep fried”
Cara
penggorengan deep fried ini akan menyebabkan timbulnya lemak jenuh yang tidak
sehat. Junk food juga biasanya ready to eat (siap santap). Misalnya makanan pizza
yang banyak kita temui di supermarket.
Masaknya tinggal masukin ke microwave saja setel timer, di ON-kan matang,
langsung santap. Dan pastinya makanan-makanan jenis ini juga mengandung
pengawet.
Jarang
sekali bahkan tidak ada makan siap saji yang cara pengolahannya dikukus atau
direbus, kebanyakan digoreng, agar tidak memakan waktu lama. Dan cara paling
cepat adalah di goreng.
Resiko Mengkonsumsi Junk Food
Yang
jelas, terlalu banyak gula, ujung-ujungnya bisa terkena diabetes. Diabetes
adalah penyakit paling jahat dengan segala komplikasinya, yang akhirnya memicu
resiko penyakit jantung, stroke, ginjal dan sebagainya.
Konsumsi
garam dalam jumlah besar dan lama juga bisa menimbulkan penyakit seperti hipertensi, jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker. Belum lagi zat pengawet,
penyedap rasa atau biasa disebut MSG (Mono Sodium Glutamat) yang terkandung
didalamnya juga bisa sebagai pemicu penyakit kanker.
Konsumsi
minyak jenuh juga berhubungan dengan penyempitan pembuluh
darah(aterosklerosis), yang ujung-ujungnya stroke dan jantung juga.
Sementara
berdasarkan dari beberapa hasil riset dan penelitian, kebiasaan menyantap makanan dengan
kandungan lemak tinggi tetapi nilai gizinya rendah berpotensi merusak otak.
Penelitian pada hewan di laboratorium mengindikasikan konsumsi junk food secara
rutin dan berlebihan menimbulkan kerusakan pada sel-sel otak yang mengendalikan
berat badan, dan memicu siklus obesitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar