Herbal

TEMU PUTIH
Curcuma Zedoaria 


Khazanah obat herbal di negeri ini sangat banyak. Penelitian kurkumin umbi temu putih sebagai anti kanker adalah terobosan besar. Bagaimana kiprah selanjutnya?
Satu lagi manfaat kurkumin dari keluarga jahe-jahean berhasil diidentifikasi. Kali ini kurkumin dari umbi temu putih (Curcuma zedoria) yang berhasil diteliti sebagai anti kanker pada kanker kolon, meski penelitiannya baru tahap hewan coba.
Temu Putih Curcuma ZedoariaUmumnya, temu putih ditanam sebagai tanaman obat, dapat ditemukan tumbuh liar di tempat terbuka yang tanahnya lembab pada ketinggian 0-1.000 m dari permukaan laut. Sosok tanaman ini mirip temulawak dan dapat dibedakan dari rimpangnya. Temu putih banyak ditemukan di Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra, Ambon, Hingga Irian. Selain itu, juga dibudidayakan di India, Banglades, Cina, Madagaskar, Filipina, dan Malaysia. Bagian tanaman yang umum digunakan sebagai ramuan herbal adalah rimpang.
Rimpang (umbi) temu putih rasanya sangat pahit, pedas dan sifatnya hangat, berbau aromatik. Temu putih termasuk tanaman obat yang menyehatkan darah dan menghilangkan sumbatan, melancarkan sirkulasi darah dan menghilangkan nyeri. Secara tradisional, rimpang temu putih dimanfaatkan sebagai anti radang, melancarkan aliran darah, fibrinolitik, tonik pada saluran cerna, dan peluruh haid.


Temu putih terutama mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri tersebut mengandung lebih dari 20 komponen seperti curzerenone (zedoarin) yang merupakan komponen terbesar. Kandungan lainnya adalah curzerene, pyrocurcuzerenone, curcumin, curcumemone, epicurcumenol, curcumol, isocurcumenol, procurcumenol, dehydrocurdone, furanodienone, isofuranodienone, furanodiene, zederone, dan curdione. Selain itu mengandung flavonoid, sulfur, gum, resin, tepung, dan sedikit lemak. Curcumol dan curdione berkasiat antikanker.
Beberapa penelitian farmakologis menemukan khasiat temu putih yang ternyata multi manfaat. Penelitian di Fakultas Farmasi Universitas Widya Mandala beberapa tahun lalu menemukan, infus rimpang temu putih 30% pada kelinci yang telah diberikan karbon tetrakiorida dapat mempercepat turunnya enzim SGOT, SGPT, dan Gamma GT pada serum kelinci.
Secara in vitro, minyak atsiri menghambat pertumbuhan Streptococcus hemotyticus, Staphylococcus aureus, Escherichia coil, Salmonella typhi, danVibrido cholerae. Selain itu, minyak atsiri juga mempunyai efek antitrombotik yang disebabkan oleh kurkumin. Sementara penelitian dengan pemberian ekstrak etanol dari rimpang temu putih pada tikus dan mencit yang hamil muda mempunyai efek abortivum, juga mempunyai efek antiimplantis pada anjing. Seperti keluarga jahe-jahean lainnya, temu putih juga kaya dengan kandungan antioksidan yang berfungsi menangkal radikal bebas.


Penelitian tanaman herbal sebagai alternatif mengatasi penyakit kanker terus dilakukan. Satu diantaranya oleh Dr. Judya Sukmana, mahasiswa pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK-Unair), Surabaya.
Penelitian Judya yang dilakukan tahun lalu memanfaatkan kurkumin temu putih. Judul penelitiannya adalah Efek Curcuma zedoaria terhadap Peningkatan Apoptosis Sel Mukosa Kolon Mencit Jantan yang Terpapar 9,10-dimethyl-1, 2- benz(a)anthracene, dengan pembimbing Prof. Dr. Roemwerdiniadi Soedoko dan Prof. Dr. Suhartono Taat Putra, keduanya Guru Besar FK-Unair.
Menurut Judya, penggunaan tanaman obat seperti Curcuma zedoaria mempunyai khasiat sebagai obat anti kanker, namun efek Curcuma zedoaria terhadap peningkatan apoptosis sel mukosa kolon masih diperdebatkan.
Kurkumin merupakan salah satu komponen utama temu putih. Kurkumin mempunyai efek potensial di media lipopolysakarida yang akan merangsang aktivasi makrofag sehingga akhirnya dapat memicu apoptosis.
Tujuan penelitian Judya adalah membuktikan penurunan jumlah sel mukosa kolon yang mengalami apoptosis pada mencit yang dipapar DMBA dan peningkatan jumlah sel mukosa kolon yang mengalami apoptosis pada mencit yang tidak diberi ekstrak Curcuma zedoaria.
Jenis penelitian itu adalah penelitian eksperimental yang menggunakan mencit BALB/C jantan umur 12 minggu, dengan berat badan 25-35 gram.
DMBA diberikan selama 30 hari kemudian diberi ekstrak Curcuma zedoaria. Mencit dikorbankan setelah 60 hari setelah dipapar ekstrak Curcuma zedoaria.
Setelah melakukan serangkaian pengujian, Judya berkesimpulan, pemaparan DMBA dapat menurunkan jumlah sel mukosa kolon mencit jantan yang mengalami apoptosis, pemberian ekstrak Curcuma zedoaria pada mencit jantan dapat meningkatkan jumlah sel mukosa kolon mencit yang mengalami apoptosis setelah dipapar DMBA.
Memang, penelitian yang dilakukan Judya masih tahap awal, tetapi, penelitian itu merupakan langkah awal bagi pengembangan tanaman herbal menuju obat herbal berbukti klinis.

Penelitian yang lain :

- Oleh Chan Minyi dkk, Anti Cancer Medical Herbs. Curcuma zedoaria mempunyai efektivitas yang lebih tinggi untuk mengatasi kanker dan tumor.

- Menurut American Institute Cancer Report (New York Time), 1 Juni 1999 dan juga oleh pakar Fakultas Farmasi, PAU Bioteknologi, serta PPOT UGM Yogyakarta. Temu Putih mengandung RIP (Ribosom Inactivating Protein) yang berfungsi menonaktifkan perkembangan sel kanker, merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan sekitarnya, memblokir pertumbuhan sel kanker.


Curcuma Zedoaria Temu PutihTanaman obat tradisional yang nama depannya menggunakan kata temu cukup banyak jenisnya. Ada temulawak, temugiring, temu putih, temu ireng, dan sebagainya. Namun, masing-masing mempunyai khasiat berbeda. Seperti juga temu putih (Curcuma zedoaria). Menurut pimpinan Pembibitan dan Penjualan Tanaman Obat Merapi Farma, Yogyakarta, Sidik Raharjo, sering kali orang sulit membedakan antara temu putih dengan temu mangga dan kunir putih. Yang biasa dipakai sebagai pengobatan adalah rimpangnya (umbi). Warna rimpang ketiga jenis tanaman obat tersebut memang mirip, yaitu putih. Namun, kalau dilihat dari nama Latin-nya akan kelihatan perbedaannya.
Kalau temu putih bernama Latin Curcuma zedoaria, kunir putih adalah Kaemferia rotunda, dan temu mangga Curcuma mangga Val. Temu putih termasuk divisi Spermatophyta, sub divisi Angiospermae, kelas Monocotyledoneae, bangsa Singiberalis dan suku Zingiberaceae. Sejak empat tahun terakhir ini temu putih menjadi tren. Orang banyak mencarinya untuk obat kanker. ''Sebetulnya temu putih itu berkhasiat sebagai antivirus. Namun, sebelum dikenal sebagai antivirus, temu putih dulunya hanya dikenal sebagai pelega perut,'' tutur Sidik yang juga produsen jamu rebusan dan instan ini. Temu putih banyak ditanam di ladang dan merupakan tumbuhan semak tinggi, yakni setinggi dua meter. Batangnya semu, berbentuk silindris, lunak. Batang di dalam tanah membentuk rimpang berwarna hijau pucat. 
Daun tunggal, lonjong, di bagian ujung meruncing, sedangkan di pangkal tumpul. Panjang daun bisa mencapai 0,6-1 meter dan lebar 10-20 sentimeter. Pertulangan menyirip, tipis, berbulu halus, hijau dan bergaris ungu. Bunga majemuk, di ketiak daun, panjang 7-15 sentimeter. Benang sari melekat pada mahkota dengan panjang sekitar 0,5 sentimeter, tangkai putik panjang dua sentimeter, mahkota lonjong panjang 7-15 sentimeter. Buah berbentuk kotak, bulat. Rimpang dan daun Curcuma zedoaria mengandung saponim, flanoida, dan polifenol. Cara memanfaatkannya, 100 gram rimpang temu putih dicuci, diparut, lalu diperas dan disaring. Hasilnya disangrai terus diminum. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Like :

Populer :